PUANOGRAFI: Studi Interpretasi Tren Kerentanan Perempuan Dari Perspektif Lintas Agama Pada Teknologi Deepfake

Abstract

Penguasaan teknologi yang tidak mandiri akan membawa bencana bagi penggunanya. Landasan kemandirian muncul ketika pemahaman, keterampilan, dan kepatuhan seseorang telah dilatih dalam kepercayaan agama. Studi lintas agama telah memberikan ruang untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, dalam konteks khusus, yaitu ruang aman bagi perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan citra perempuan, melalui studi perspektif lintas agama tentang ancaman tren kerentanan akibat penyalahgunaan teknologi deepfake. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif yang mewawancarai enam tokoh lintas agama, untuk mendapatkan persepsi tentang kesetaraan gender. Sementara itu, terkait teknologi deepfake, informan ditargetkan dari kalangan anak muda dari masing-masing lintas agama. Melalui pendekatan interpretatif, berdasarkan kajian etnografi strategi kultural dalam konteks gender, terlihat bagaimana makna posisi perempuan sebagai objek penyalahgunaan teknologi deepfake di setiap agama mendapatkan ruang aman. Studi lintas agama akan memperkuat pemahaman yang kuat tentang teknologi, melalui siraman spiritual bagi kaum muda dan juga menginternalisasi nilai nilai-nilai agama dalam menyesuaikan diri dengan arus perubahan. Dimana kajian agama yang berkaitan dengan teknologi dapat membantu mencegah malapetaka bagi penggunanya, seperti penerapan nilai-nilai kemanusiaan terhadap penguasaan teknologi.